Sejak kapan? Dua minggu. Kamu
mencintainya? Tidak. Kamu menyukainya? Entah, aku ragu.
Kami diam dalam bising kendaraan yang
kebetulan melintas. Aku sibuk dengan degup yang terus bergemuruh. Dan laki-laki
yang masih tetap aku cintai sampai dengan detik ini, yang saat ini sedang duduk
dihadapanku, bergelut dengan pikirannya sendiri. Pikiran yang tak mampu lagi
kubaca. Dari sorot matanya, kulihat luka yang baru saja menganga. Luka besar yang sangat menghancurkan hatinya. Luka yang
dibuat oleh diriku sendiri.
Betapa hanya dengan laki-laki yang baru
saja kutemui sebulan lalu, yang katanya baru saja terluka oleh perempuannya,
yang katanya lebih suka dengan perempuan jawa, yang katanya baru saja merantau
ke Jakarta, dan dengan katanya-katanya yang lain. Kenapa dengan hatiku?