Selasa, 27 September 2016

Maafkan aku, Sayang

Sejak kapan? Dua minggu. Kamu mencintainya? Tidak. Kamu menyukainya? Entah, aku ragu.

Kami diam dalam bising kendaraan yang kebetulan melintas. Aku sibuk dengan degup yang terus bergemuruh. Dan laki-laki yang masih tetap aku cintai sampai dengan detik ini, yang saat ini sedang duduk dihadapanku, bergelut dengan pikirannya sendiri. Pikiran yang tak mampu lagi kubaca. Dari sorot matanya, kulihat luka yang baru saja menganga. Luka besar yang sangat menghancurkan hatinya. Luka yang dibuat oleh diriku sendiri.

Betapa hanya dengan laki-laki yang baru saja kutemui sebulan lalu, yang katanya baru saja terluka oleh perempuannya, yang katanya lebih suka dengan perempuan jawa, yang katanya baru saja merantau ke Jakarta, dan dengan katanya-katanya yang lain. Kenapa dengan hatiku?