Kamis, 04 Januari 2018

Review Buku : Mengenang Kenang

Judul Buku : Mengenang Kenang
Pengarang : Ari Keling
Penerbit : The PanasDalam Publishing
Diterbitkan, pertama kali : September, 2017
Cover Design : Renanta Ramayani
Tebal : 203 Halaman
ISBN : 978-602-61007-7-1

Sinopsis :

Ada seseorang yang berlari,
tapi hanya mengejar kehampaan.
Ada seseorang yang menanti,
tapi tak ada yang kembali.
Ada seseorang yang menunggu,
tapi tak tahu siapa atau apa yang ditunggu.
Ada seseorang yang rindu,
tapi tak pernah samapi ke tempat tujuan.
Ada seseorang yang berusaha mendekati cinta,
tapi tak pernah mampu ia dapatkan.
Ada seseorang yang berharap pada harapan,
yang tak bisa diharapkan.

Ada seseorang yang baru saja membaca tulisan ini,
Mungkin dia tengah mengalami keenam hal tadi.

Kadang kita lupa, mencintai pun ada batasnya.

Sudahlah, sudahi ikatan hati
Kita terlalu sering saling melukai
Sakitnya sudahi saja
Tak perlu lagi ada emosi diri
Kita harus meredam dan melepaskan semua
Hentikan, hentikan tanpa pertengkaran
-Ari keling

Mengenang Kenang adalah buku kedua Mas Ari Keling yang saya baca setelah novel Jatuhnya yang beberapa bulan lalu saya adopsi dari rak buku abang langganan dan cukup speechless ketika lihat isinya—kayak lagi ngaca. Benar-benar ngga dikasih waktu rehat untuk berhenti flashback. Dari mulai halaman pertama sampai akhir, terpaksa lari-larian menghindari kenangan masalalu yang berhasil menghadirkan air hangat dari ujung mata. Rese!

Sempat mau mengakhiri penderitaan dikejar masalalu pada halaman ke sekian, tetapi penasaran dengan keseluruhan isinya. Ada ngga sih keadaan yang lebih brengsek dari ini? Beneran asli saya jadi ngedumel sendiri pas kelar baca buku ini. Beneran jadi keinget dulu pernah di sakitin dan yang paling parah di khianatin. Ah, gila kamu, Mas Arkel. Gilaaak!!!

Diantara kesal, sedih, sakit, yang saya rasain ada satu rasa yang terselip. Bahagia. Lega sih mungkin lebih tepatnya. Karena, setelah diingat-ingat kembali, saya berhasil melewati semua kenangan masalalu dengan damai tanpa dendam. Dari mulai cinta bertepuk sebelah tangan, jatuh cinta diam-diam, sampai yang disakitin, bahkan pernah juga di khianatin. Hahahaha, see u yaa, luka!


Cerita yang paling terfavorit :

Kita pernah membangun rencana untuk masa yang akan datang. Semuanya tampak begitu menyenangkan. Kita terus berharap itu akan terjadi. Di dalam hati kita meyakini segalanya itu bukanlah sekedar mimpi. Dan, kita terus berjalan maju tak mudah menyerah.

Sampai pada suatu waktu, aku tersandung dan kadang kamu terpeleset kemungkinan yang muskil. Rupanya, jalan tidak semulus dan semudah yang kita kira selalu. Ada rintangan yang menghadang langkah kita; masalah yang mencoba menerpa dan menghentikan laju kita. Kemudian, kita berpegangan erat dan saling menguatkan. Namun, itu tak cukup sebab cobaan yang datang selalu lebih hebat.” (Page 98-99)

Tiba-tiba halaman ini menampar. Keras. Tepat sekali di pipi kanan, lalu pindah ke pipi kiri. Rasanya ingin langsung menangis karena teringat sedang berusaha melawan dan melewati rintangan yang menghadang. Kadang ingin menyerah. Kadang sok tegar bisa melewati semuanya. Semoga kuat.

Beberapa quotes yang saya favoritkan :

Tak ada yang lebih menyakitkan daripada merindukan orang yang tidak merindukan kita. Benar, tidak ada yang lebih memilukan daripada merindukan orang yang mungkin tak lagi merindukan diri ini. (Page of 85)

Sedekat apapun kita dengan seseorang, keseluruhan hatinya tak bisa kita ketahui. (Page of 113)

Kita sibuk menyeka peluh sebab sedang memikul rindu, dan tak mampu merajut temu. Sementara kita, tak sampai hati jika menguburnya dalam sendu. (Page of 28)


3 komentar: