Judul Buku
: Mengenang Kenang
Pengarang : Ari Keling
Penerbit :
The PanasDalam Publishing
Diterbitkan,
pertama kali : September, 2017
Cover
Design : Renanta Ramayani
Tebal : 203
Halaman
ISBN :
978-602-61007-7-1
Sinopsis :
Ada seseorang yang berlari,
tapi hanya mengejar kehampaan.
Ada seseorang yang menanti,
tapi tak ada yang kembali.
Ada seseorang yang menunggu,
tapi tak tahu siapa atau apa yang ditunggu.
Ada seseorang yang rindu,
tapi tak pernah samapi ke tempat tujuan.
Ada seseorang yang berusaha mendekati cinta,
tapi tak pernah mampu ia dapatkan.
Ada seseorang yang berharap pada harapan,
yang tak bisa diharapkan.
Ada seseorang yang baru saja membaca tulisan ini,
Mungkin dia tengah mengalami keenam hal tadi.
Sudahlah, sudahi ikatan hati
Kita terlalu sering saling melukai
Sakitnya sudahi saja
Tak perlu lagi ada emosi diri
Kita harus meredam dan melepaskan semua
Hentikan, hentikan tanpa pertengkaran
-Ari keling
Mengenang Kenang adalah buku
kedua Mas Ari Keling yang saya baca setelah novel Jatuhnya yang
beberapa bulan lalu saya adopsi dari rak buku abang langganan dan
cukup speechless ketika lihat isinya—kayak lagi ngaca. Benar-benar
ngga dikasih waktu rehat untuk berhenti flashback. Dari mulai halaman pertama
sampai akhir, terpaksa lari-larian menghindari kenangan masalalu yang berhasil
menghadirkan air hangat dari ujung mata. Rese!
Sempat mau
mengakhiri penderitaan dikejar masalalu pada halaman ke sekian, tetapi penasaran dengan keseluruhan isinya. Ada ngga sih
keadaan yang lebih brengsek dari ini? Beneran asli saya jadi
ngedumel sendiri pas kelar baca buku ini. Beneran jadi keinget dulu pernah di sakitin dan yang
paling parah di khianatin. Ah, gila kamu, Mas Arkel. Gilaaak!!!
Diantara kesal,
sedih, sakit, yang saya rasain ada satu rasa yang terselip. Bahagia. Lega sih
mungkin lebih tepatnya. Karena, setelah diingat-ingat kembali, saya berhasil
melewati semua kenangan masalalu dengan damai tanpa dendam. Dari mulai cinta bertepuk sebelah
tangan, jatuh cinta diam-diam, sampai yang disakitin, bahkan pernah juga di
khianatin. Hahahaha, see u yaa, luka!
Cerita yang paling terfavorit :
“Kita pernah
membangun rencana untuk masa yang akan datang. Semuanya tampak begitu
menyenangkan. Kita terus berharap itu akan terjadi. Di dalam hati kita meyakini
segalanya itu bukanlah sekedar mimpi. Dan, kita terus
berjalan maju tak mudah menyerah.
Sampai pada suatu waktu, aku tersandung dan kadang kamu
terpeleset kemungkinan yang muskil. Rupanya, jalan tidak semulus dan semudah
yang kita kira selalu. Ada rintangan yang menghadang langkah kita; masalah yang
mencoba menerpa dan menghentikan laju kita. Kemudian, kita berpegangan erat dan
saling menguatkan. Namun, itu tak cukup sebab cobaan yang datang selalu lebih
hebat.” (Page
98-99)
Tiba-tiba halaman
ini menampar. Keras. Tepat sekali di pipi kanan, lalu pindah ke pipi kiri. Rasanya ingin
langsung menangis karena teringat sedang berusaha melawan dan melewati rintangan yang
menghadang. Kadang ingin menyerah. Kadang sok tegar bisa melewati semuanya. Semoga
kuat.
Beberapa quotes yang saya favoritkan :
Tak ada yang lebih menyakitkan daripada merindukan orang
yang tidak merindukan kita. Benar, tidak ada yang lebih memilukan daripada
merindukan orang yang mungkin tak lagi merindukan diri ini. (Page of 85)
Sedekat apapun kita dengan seseorang, keseluruhan hatinya
tak bisa kita ketahui. (Page of 113)
Kita sibuk menyeka peluh sebab sedang memikul rindu, dan
tak mampu merajut temu. Sementara kita, tak sampai hati jika menguburnya dalam
sendu. (Page of 28)
kerennnn :)
BalasHapusterimakasih ter luv kuuu, mwaaah
Hapusyuk kak dibeli novelnya :)
BalasHapus