Kali ini, aku mau
share cerita acara trip ku minggu lalu. Sebenarnya sih ini acara reuni genk nya
Dullah. Genk bocah ingusan pada kala itu,
hahaha. Hopeless ngga bakal diajak karena yang pergi laki-laki semua. Padahal
pas denger Dullah mau kesana, aku langsung yang mupeng parah banget. Tapi sok stay cool buat ngga ngerengek pengen
ikut.
Sampai pada akhirnya,
tiga minggu sebelum berangkat, Dullah bahas acara ini lagi sambil makan dirumah.
Terus dia ngajak aku karena pacar temannya ada yang ikut. Please jangan ditanya
gimana perasaan aku, karena udah pasti seneng banget. Aku langsung yang excited jawab pengen ikut. Emang suka ngga tau malu sih kalau udah sama
Dullah, hahaha.
Seminggu sebelum
berangkat, Dullah bilang kalau belum pasti jadi kesana karena cuaca lagi ngga
mendukung. Sedikit khawatir juga sih. Cuti udah diurus, tugas kuliah udah
selesai semua, masa liburan dirumah doang, kan? But, finally…
09
Desember 2017, Pulang kuliah langsung packing
dadakan, karena pas di kampus Dullah bilang besok pagi berangkat jam 5 pagi. Setelah 1 jam packing,
akhirnya bisa ngerebahin badan juga. Sampai jam 2 pagi masih juga belum bisa
tidur, kebiasaan banget sih emang, kalo paginya mau pergi pasti nggak akan bisa
tidur sampe pagi.
10
Desember 2017, Jam 5 dullah jemput kerumah dan cuss berangkat ke Muara Angke—Kali Adem,
buat beli tiket. Harga tiketnya Rp 45.000,- (Muara Angke, Kali Adem-Pulau Pari).
Sempat mau naik yang ekspress sih, tapi ngga jadi karena kapal ekspressnya ngga
beroperasi. Di Muara Angke ini, teman-teman akan nemuin banyak bapak-bapak yang
menawarkan homestay untuk di Pulau Pari, dari yang Ac, Non Ac sampai rumah baja
(kurang paham juga sih sama rumah baja ini).
Perjalanan dari Muara
Angke ke Pulau Pari, memakan waktu 2 jam. Di atas kapal, Dullah dan teman-temannya
foto-foto. Jangan tanya aku ngapain ya, karena aku udah pasti ikutan foto-foto
sama mereka, hahaha. Sedikit doang sih, tapi seenggaknya ada foto aku di dalam
kamera temennya Dullah.
Begitu sampai di
Pulau Pari, aku langsung telpon teman yang kebetulan tinggal disana. Dan, aku
juga dapat harga yang lebih murah dari dia (harga
teman katanya). Sewa Homestay disana ada di kisaran harga Rp. 400.000 s/d
Rp. 600.000 (untuk yang AC), dan di kisaran harga Rp. 350.000 s/d Rp. 450.000
(untuk yang non AC). Ukurannya sendiri, setiap homestay berbeda-beda ya
teman-teman. Kalau aku sendiri kemarin ada 2 kamar utama, 1 kamar untuk kumpul
di tengah-tengah ruangan, dan 2 kamar mandi, 1 TV dan 1 dispenser plus air
galonnya.
Setelah istirahat
sampai jam 12 siang, kita langsung capcus
snorkeling. Biaya untuk snorkeling ini juga relatif yaa. Sewa perahu Rp.
350.000 s/d Rp. 450.000 (Untuk kapasitas max 10 orang), dan Rp. 450.000 s/d Rp.
600.000 (Untuk kapasitas di atas 10 orang). Biaya alat snorkeling (kacamata dan
pelampung) Rp. 25.000 s/d Rp. 35.000 (tergantung tourguidenya ya). Oh iya, kalau
teman-teman mau diburu oleh ikan yang warna-warni saat snorkeling, bawalah
roti. Biasanya tourguide juga akan kasih tau sih roti apa yang biasanya
disukain sama ikan-ikan itu.
Kurang lebih 1 jam main
air laut. Terombang-ambing di tengah laut yang airnya bening banget. Setelah
puas menyelam lihat ikan warna-warni, kemasukan air laut di hidung dan mulut,
mata perih dan kulit udah mulai kecokelatan, kita sepakat untuk mengakhiri
derita indah saat itu dan pindah lokasi ke Pantai.
Homestay yang kita
tempatin dekat banget sama Pantai Pasir Perawan. Jalan kaki hanya memakan waktu
5 menit untuk orang normal yang langsung menuju kesana tanpa mampir. Kalau aku
terpaksa harus memakan waktu 20 menit karena kebanyakan berhenti untuk foto-foto,
hahaha.
Pantai Pasir Perawan
tuh gila banget cantiknya. Aku pasti betah banget kalau disuruh tinggal disana.
Airnya biru banget. Bersih. Banyak cangkang keong yang cantik-cantik. Sempat
cari cangkang-cangkang keong yang cantik untuk dibawa pulang. Eh tapi dimarahin
sama Dullah, langsung disuruh balikin lagi. Maafin yaa, aku emang suka gitu,
suka khilaf kalau liat yang indah-indah.
Setelah makin sore
dan udara makin dingin, kita semua akhirnya pulang ke homestay. Mandi,
santai-santai, sholat dan setelah itu lanjut barbequean dipinggir pantai pas
jam 8. Harusnya sih semua rasa seafood bakar tuh sama aja ya dimanapun berada?
Tapi kalau makannya dipinggir pantai dan diselingi banyolan dari teman-temannya
dullah kok lebih nikmat ya? (*Harga paket barbequan Rp. 25.000/per orang.)
11
Desember 2017, Jam 5 udah keluar homestay untuk cari sunrise. Pergilah kita ke Bukit Matahari.
Serius deh, di Bukit Matahari ini anginnya besar banget. Baju dan Jilbab nggak
kekontrol banget setiap di jepret. Tapi pemandangannya luar biasa indah banget.
Berkali-kali bersyukur masih diberi kesempatan melihat pemandangan yang indah
banget pagi itu.
Setelah selesai mengabadikan foto-foto pemandangan, kami kembali ke homestay untuk sarapan pagi, mandi dan packing untuk pulang. Sedih yaaa, rasanya baru sebentar banget liburannya.
Jam 10 pagi, kita
bertolak dari Pulau Pari ke Muara Angke. Liburan singkat usai. Tapi kenangannya
tidak pernah usai.
P.s : Terimakasih banyak Pak wawan,
sudah banyak membantu dalam liburan kali ini. Semoga selalu diberikan rezeki
yang melimpah yaaa.. untuk teman-teman yang ingin berkunjung, boleh banget nih
hubungi pak Wawan (0856-9417-5245)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar