Jumat, 26 Januari 2018

Review Buku : #TemanTapiMenikah


Judul Buku : #TemanTapiMenikah
Pengarang : Ayudia Bing Slamet & Ditto Percussion
Penerbit : PT Elex Media Komputindo
Editor : Afrianty P. Pardede
Diterbitkan, pertama kali : Jakarta, Agustus 2016
Cetakan ke tujuh : Jakarta, Juli 2017
Tebal : 208 hlm
ISBN : 978-602-02-9050-8

Sinopsis :

Dia sahabat gue.
Selama 13 tahun, gue hanya menunggu dengan tulus tanpa pernah sekalipun menyatakan cinta.
Gue mempersiapkan diri untuk menembak wanita tepat di waktu yang tepat.
Dia selalu konsisten menyebutkan permainan perkusi gue keren.
Dan gue juga konsisten ingin menjadikan dia teman hidup gue, dari dulu.
Lihatlah usaha gue untuk jadiin lo milik gue selamanya.
Bosan itu pasti, tapi kita jangan pernah saling pergi ya, cha.

Sahabat adalah teman hidup terbaik.
Kami berdua beruntung bisa saling  memiliki.
Ingat jodoh di dekat kita.
Bosan itu pasti, tapi ingat…
Kami tidak akan pernah pergi dan saling meninggalkan.
—Ayudia Bing Slamet & Ditto Percussion

Novel yang berwarna kuning mencolok dan simple ini merupakan novel yang lahir dari seorang entertaint—Ayudia Bing Slamet & Ditto Percussion. Novel ini menceritakan persahabatan mereka yang manis dan unik.

Membaca kisah persahabatan mereka, membuat aku mengingat masa-masa sekolah yang sangat menyenangkan. Penuh drama cinta monyet yang pantas untuk ditertawakan saat dikenang pada masa dimana usia sudah berkepala dua. Keren sih, kalau banyak cerita detail yang masih mereka ingat selama tiga belas tahun bersahabat. Mengingat bahwa aku nggak bisa mengingat hal sedetail mereka kepada sahabatku sendiri.

Aku hanya perlu waktu satu setengah jam untuk membaca 208 halaman dari novel ini, diselingi minum air putih dan pindah posisi tidur, dari miring kanan ke kiri terus ke kanan lagi. Selama baca novel ini, aku terus membayangkan mukanya Ditto pada jaman dulu yang nggak selumayan sekarang pasti, hahaha. Dan heran sendiri, kenapa dia bisa seplayboy itu ya? Mungkin karena pengaruh dia jadi ketua Osis kali ya.

Cukup banyak pelajaran yang bisa diambil dari novel berwarna kuning ini. Salah satunya tentang kesabaran dan keyakinan yang dimiliki oleh Ditto. Bersabar menunggu waktu yang pas untuk mengungkapkan perasaannya ke Ayu itu bukanlah hal yang mudah. Meskipun dulunya Ditto memang seringkali bergonta-ganti pacar, tapi toh hatinya memang lebih memilih Ayu. Ditto berhasil menyimpan perasaannya dengan aman. Dan berakhir dengan happy ending.

Daaaan, sangat sangat gemas ketika Ditto membeli Vespa! Dari dulu belum kesampaian sama sekali dibonceng naik vespa. Aku jadi mupeng paraaaaaah. Jadi iri sama Ayu, karena dia menjadi perempuan pertama yang naik vespa Ditto.

Jodoh itu nggak usah jauh nyarinya.
Lihat di sekeliling lo, siapa tahu salah satunya jadi jodoh lo.

Tidak banyak menemukan kekurangan di novel ini karena tertutup oleh kegemasan kisah persahabatan mereka. Terlalu banyak kejadian yang membuat aku tersenyum-senyum karena mupeng.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar