Secangkir kopi yang dipesan dari dua jam lalu, sudah dingin. Tapi belum terdengar sepatah katapun yang keluar, baik dari bibir Puan yang mempesona karena polesan lipstick red rosenya ataupun dari bibir Pria yang kehitaman karena rokok.
Pria menatap tajam mata Puan—wanita yang ia pacari nyaris dua tahun ini. Bagaimana mungkin, cintanya yang besar, dibalas dengan kesakitan yang sebegininya. Pria melihat sendiri, Puan sedang membuat jadwal kencan dengan laki-laki lain dalam pesan whatsappnya. Mungkin saja ini bukan yang pertama. Dua kali? Tiga kali? Berapa kali?
Jantungnya berdegup kencang, emosinya terpacu.