Senin, 26 Maret 2018

Review Buku: Final Grade (Nilai Akhir)


Judul Buku : Final Grade (Nilai Akhir)
Pengarang : R.L Stine
Penerbit : PT Gramedia Pustaka Utama
Diterbitkan: Jakarta, November 1996
Alih Bahasa : Monica Dwi Chresnayani
Tebal : 176hlm, 18 cm
ISBN : 979-605-246-6

Sinopsis :

Lily Bancroft punya motivasi untuk menghabisi guru IPS-nya. Dia sedang bersaing ketat dengan Graham untuk meraih nilai tertinggi, agar bisa memenangkan beasiswa yang diincarnya... dan Mr. Rainer nyaris membuyarkan impiannya itu. Tapi membunuhnya?! Itu terlalu jauh, walaupun Lily merasa ingin sekali mencekik gurunya itu.

Lily terbukti tak bersalah, tetapi tetap saja orang-orang menuding dia di belakang punggungnya. Dan mimpi buruk itu terulang lagi... Graham ditemukan mati dalam keadaan mengenaskan... Kini Lily tak bisa lagi mengontrol hari-harinya, karena teror demi teror telah melingkupi hidupnya.

Mungkinkah nilai A yang berhasil diraihnya ini merupakan nilai terakhir baginya?

Haruskah Lily membunuh untuk mendapatkan nilai A?

Kalau kau tak bisa tenang, usahamu tidak akan berhasil.

Final Grade adalah novel terjemahan yang menceritakan tentang sebuah teror yang menimpa Lily Bancorft, seorang siswi yang bersekolah di Shadyside High dan terobsesi dengan nilai yang sempurna. Bukan tanpa alasan Lily ingin nilainya selalu sempurna dan bukan tanpa perjuangan Lily mendapatkan nilai sempurna tersebut. Lily selalu berusaha menyempurnakan nilainya untuk mendapatkan beasiswa di Shadyside Honors. Meski obsesi ini bukan murni dari keinginannya sendiri—kedua orangtuanya mengharapkan ia menjadi lulusan terbaik, seperti kedua kakaknya yang lain.

Ia tidak mengerti betapa penting arti nilai itu bagiku.


Bermula dari tragedi kematian Mr. Reiner—guru IPS yang memberi nilai B padanya. Awalnya memang Lily merasa Mr. Reiner tidak adil dan ia merasa sangat tertekan dengan nilai yang diberikan oleh guru IPS-nya itu. Lily geram dan bersikeras meminta Mr. Reiner bisa mengganti nilai tersebut, menjadi nilai sempurna. Tetapi, ternyata tidak semudah yang diperkiraan Lily untuk mendapatkan nilai tersebut. Hingga akhirnya Lily merasa frustasi dan berniat membunuh gurunya itu. Lalu benarkah Lily yang akhirnya membunuh Mr. Reiner di ruang kerjanya? Kalau bukan Lily, siapa yang membunuh Mr Reiner? Mengapa saat kematian Mr. Reiner, Lily berada di ruang kerja Mr. Reiner?

Lalu mengapa setelah kematian Mr. Reiner, Lily seakan terus di teror oleh seseorang yang sepertinya ingin mencelakakan dirinya. Dimulai dari kecelakaan di tempat percetakan, yang menyebabkan kakinya terjepit diantara gulungan-gulungan kertas. Telepon-telepon misterius yang selalu mengganggu malam miliknya.

Aku menyesal sekali. Memang benar aku tidak menyukaimu. Tapi aku tidak pernah, menginginkan peristiwa seperti ini terjadi.

Dan, ketika ada korban pembunuhan untuk yang kedua kalinya, akankah Lily bisa terhindar dari tuduhan? Karena selalu hanya ada Lily dan si korban yang berada ditempat kejadian. Mungkinkah memang Lily yang membunuh mereka tanpa sadar? Atau ada seseorang yang juga menginginkan kematian dua orang itu? Tapi, siapa? Dan apa alasannya?

Ketika Lily sedang dalam rasa bersalah atas kematian Graham, Lily dihadapkan pada sebuah pengakuan dari seseorang yang tidak pernah ia duga sebelumnya. Sebuah fakta yang membuat dirinya tidak habis pikir. Membuat dirinya terpenjara dalam ancaman-ancaman si pelaku. Lily tidak pernah bisa berkutik. Sampai pada akhirnya, si pelaku juga ingin membunuh sahabat dekatnya. Akankah Lily membiarkan si pelaku membunuh sahabatnya? Atau Lily berhasil menggagalkan pembunuhan itu?

Penulis berhasil membuat spekulasi seorang pembaca seperti aku, terpatahkan. Lagi dan lagi.

Penulis juga berhasil memberikan nuansa tegang ketika Lily dan Graham mengikuti kontes trivia*. Dari sekian banyak murid yang mengikuti kontes trivia, akhirnya hanya tersisa Lily dan Graham. Sepasang murid yang saling bersaing mendapatkan nilai sempurna. Lalu siapakah kira-kira yang berhasil memenangkan kontes trivia? Lily kah—yang selalu unggul di atas Graham di semester-semester sebelumnya? Atau Graham—yang pada saat kontes itu, berhasil memorak-porandakan konsentrasi Lily?

Aku suka sekali dengan nama-nama tokoh di novel ini; Lily Bancroft, Mr. Reiner, Alana Patterson, Julie Prince, Becky Bancroft, Melinda Bancroft, Alex Crofts, Scott Morris, Agnes, Graham Prince, Rick Campbell, Lisa Blume, Mr. Burris, Mr. Jacobson, Susie Dawson, Mr. Spencer, Robert Briggs.

 
Quote-able :

“Tidak ada yang bilang hidup itu adil.”
(Page of 7)

“Bagaimana kalau aku tidak lulus sebagai juara pertama?”
(Pg of 41)

“Menang adalah sebagian dari keasyikan.”
(Pg of 53)

“Menang memang bukan segala-galanya.
Tapi paling tidak kalau kau tidak mencoba untuk menang, apa gunanya?”
(Pg of 53)

“Menjadi nomor dua kan tidak jelek-jelek amat. Temen-temenmu tidak akan peduli.
Kurasa orangtuamu tidak akan semarah yang kau kira.”
(Pg of 82)



Typo :
Di halaman 52, kata nelakukan seharusnya yang benar adalah melakukan.
Di halaman 55, kata semua seharusnya yang benar adalah semula.


*) semacam kuis dengan pertanyaan seputar pengetahuan umum dengan menggunakan sistem gugur, sehingga bila sekali saja salah menjawab, peserta yang bersangkutan harus mundur. Pemenangnya adalah peserta yang menjawab semua pertanyaan tanpa pernah salah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar