Judul Buku : Final
Grade (Nilai Akhir)
Pengarang : R.L Stine
Penerbit : PT Gramedia Pustaka Utama
Diterbitkan: Jakarta, November 1996
Alih Bahasa : Monica Dwi Chresnayani
Tebal : 176hlm, 18 cm
ISBN : 979-605-246-6
Sinopsis :
Lily Bancroft
punya motivasi untuk menghabisi guru IPS-nya. Dia sedang bersaing ketat dengan
Graham untuk meraih nilai tertinggi, agar bisa memenangkan beasiswa yang
diincarnya... dan Mr. Rainer nyaris membuyarkan impiannya itu. Tapi
membunuhnya?! Itu terlalu jauh, walaupun Lily merasa ingin sekali mencekik
gurunya itu.
Lily terbukti tak bersalah, tetapi
tetap saja orang-orang menuding dia di belakang punggungnya. Dan mimpi buruk
itu terulang lagi... Graham ditemukan mati dalam keadaan mengenaskan... Kini
Lily tak bisa lagi mengontrol hari-harinya, karena teror demi teror telah
melingkupi hidupnya.
Mungkinkah nilai A yang berhasil
diraihnya ini merupakan nilai terakhir baginya?
Haruskah Lily membunuh untuk
mendapatkan nilai A?
Kalau kau tak bisa tenang, usahamu tidak akan berhasil.
Final Grade adalah novel terjemahan yang menceritakan
tentang sebuah teror yang menimpa Lily Bancorft, seorang siswi yang bersekolah
di Shadyside High dan terobsesi dengan nilai yang sempurna. Bukan tanpa alasan
Lily ingin nilainya selalu sempurna dan bukan tanpa perjuangan Lily
mendapatkan nilai sempurna tersebut. Lily selalu berusaha menyempurnakan
nilainya untuk mendapatkan beasiswa di Shadyside Honors. Meski obsesi ini bukan
murni dari keinginannya sendiri—kedua orangtuanya mengharapkan ia menjadi lulusan
terbaik, seperti kedua kakaknya yang lain.
Ia tidak mengerti betapa penting arti nilai itu bagiku.
Bermula dari tragedi kematian Mr. Reiner—guru IPS yang memberi
nilai B padanya. Awalnya memang Lily merasa Mr. Reiner tidak adil dan ia merasa
sangat tertekan dengan nilai yang diberikan oleh guru IPS-nya itu. Lily geram
dan bersikeras meminta Mr. Reiner bisa mengganti nilai tersebut, menjadi nilai
sempurna. Tetapi, ternyata tidak semudah yang diperkiraan Lily untuk
mendapatkan nilai tersebut. Hingga akhirnya Lily merasa frustasi dan berniat
membunuh gurunya itu. Lalu benarkah Lily yang akhirnya membunuh Mr. Reiner di
ruang kerjanya? Kalau bukan Lily, siapa yang membunuh Mr Reiner? Mengapa saat
kematian Mr. Reiner, Lily berada di ruang kerja Mr. Reiner?
Lalu mengapa setelah kematian Mr. Reiner, Lily seakan
terus di teror oleh seseorang yang sepertinya ingin mencelakakan dirinya.
Dimulai dari kecelakaan di tempat percetakan, yang menyebabkan kakinya terjepit
diantara gulungan-gulungan kertas. Telepon-telepon misterius yang selalu
mengganggu malam miliknya.
Aku menyesal sekali. Memang benar aku
tidak menyukaimu. Tapi aku tidak pernah, menginginkan peristiwa seperti ini
terjadi.
Dan,
ketika ada korban pembunuhan untuk yang kedua kalinya, akankah Lily bisa
terhindar dari tuduhan? Karena selalu hanya ada Lily dan si korban yang berada ditempat kejadian.
Mungkinkah memang Lily yang membunuh mereka tanpa sadar? Atau ada seseorang
yang juga menginginkan kematian dua orang itu? Tapi, siapa? Dan apa alasannya?
Ketika
Lily sedang dalam rasa bersalah atas kematian Graham, Lily dihadapkan pada sebuah
pengakuan dari seseorang yang tidak pernah ia duga sebelumnya. Sebuah fakta
yang membuat dirinya tidak habis pikir. Membuat dirinya terpenjara dalam
ancaman-ancaman si pelaku. Lily tidak pernah bisa berkutik. Sampai pada
akhirnya, si pelaku juga ingin membunuh sahabat dekatnya. Akankah Lily
membiarkan si pelaku membunuh sahabatnya? Atau Lily berhasil menggagalkan
pembunuhan itu?
Penulis
berhasil membuat spekulasi seorang pembaca seperti aku, terpatahkan. Lagi dan
lagi.
Penulis juga berhasil memberikan nuansa tegang ketika
Lily dan Graham mengikuti kontes trivia*.
Dari sekian banyak murid yang mengikuti kontes trivia, akhirnya hanya tersisa
Lily dan Graham. Sepasang murid yang saling bersaing mendapatkan nilai
sempurna. Lalu siapakah kira-kira yang berhasil memenangkan kontes trivia? Lily
kah—yang selalu unggul di atas Graham di semester-semester sebelumnya? Atau
Graham—yang pada saat kontes itu, berhasil memorak-porandakan konsentrasi Lily?
Aku
suka sekali dengan nama-nama tokoh di novel ini; Lily Bancroft,
Mr. Reiner, Alana Patterson, Julie Prince, Becky Bancroft, Melinda Bancroft,
Alex Crofts, Scott Morris, Agnes, Graham Prince, Rick Campbell, Lisa Blume, Mr.
Burris, Mr. Jacobson, Susie Dawson, Mr. Spencer, Robert Briggs.
Quote-able :
“Tidak ada yang bilang hidup itu adil.”
(Page of 7)
“Bagaimana kalau aku tidak lulus sebagai juara pertama?”
(Pg of 41)
“Menang adalah sebagian dari keasyikan.”
(Pg of 53)
“Menang memang bukan segala-galanya.
Tapi paling tidak kalau kau tidak
mencoba untuk menang, apa gunanya?”
(Pg of 53)
“Menjadi nomor dua
kan tidak jelek-jelek amat. Temen-temenmu tidak akan peduli.
Kurasa orangtuamu
tidak akan semarah yang kau kira.”
(Pg of 82)
Typo :
Di halaman 52, kata nelakukan
seharusnya yang benar adalah melakukan.
Di halaman 55, kata semua
seharusnya yang benar adalah semula.
*) semacam kuis dengan pertanyaan seputar pengetahuan
umum dengan menggunakan sistem gugur, sehingga bila sekali saja salah menjawab,
peserta yang bersangkutan harus mundur. Pemenangnya adalah peserta yang
menjawab semua pertanyaan tanpa pernah salah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar