Pengarang : Enid Blyton
Penerbit : PT Gramedia Pustaka Utama
Diterbitkan, pertama kali : Jakarta, 1980
Cetakan Kedua : Oktober 1981
Cetakan Ketiga: November 1982
Cetakan Ketiga: November 1982
Cetakan Keempat : Maret 2000
Editor/Alih Bahasa :Agus Setiadi
Editor/Alih Bahasa :Agus Setiadi
Cover : Eduard Iwan Mangopang
Tebal : 144 Halaman, 18 cm
ISBN : 979-655-574-3
Sinopsis :
Pulang dari pasar malam, Sapta Siaga melihat rumah terbakar di atas bukit.
Beberapa hari kemudian, pakaian orang-orangan sawah di ladang Peter hilang.
Lalu Colin dan George menyaksikan seorang laki-laki mencuri biola kuno
yang di pajang di etalase toko barang antik.
Apakah ketiga peristiwa itu ada hubungannya?
Semula, pasukan Sapta Siaga yang terdiri dari; Peter, Janet, Pam, Barbara, Jack, Colin dan George, tidak sedang dalam melakukan penyelidikan apapun. Karena memang sedang tidak terjadi apa-apa, kecuali terbakarnya pondok rumah tua yang mereka lihat ketika sedang dalam perjalanan pulang dari pasar malam. Pondok yang terbakar ini ternyata milik keluarga Mrs. Bolan. Penjual kue kering yang sangat baik hati.
Ketujuh anak hebat ini, awalnya hanya berniat untuk membantu keluarga Mrs. Bolan yang rumahnya terbakar habis. Sampai pada akhirnya, Peter memberitahu pasukan bahwa baju usang yang dikenakan orang-orangan sawah di ladang keluarganya hilang secara misterius. Juga ketika Colin dan George bercerita menjadi saksi sebuah kejadian pencurian Biola Kuno di toko barang antik.
Pasca kejadian Biola Kuno hilang dicuri, ketujuh pasukan ini mencari-cari cara bagaimana agar bisa menangkap si pencuri, yang ketika sedang melancarkan aksinya ternyata memakai pakaian orang-orangan sawah yang hilang di ladang keluarga Peter. Mereka saling bertanya-tanya, adakah kolerasi dari terbakarnya pondok tua milik Mrs. Bolan dan hilangnya baju usang orang-orangan sawah milik keluarga Peter dengan pencuri Biola Kuno di toko barang antik?
Ketika mereka dihadapkan oleh jalan buntu untuk mencari si pencuri, akhirnya satu per satu kejadian terkuak, dari suara lolongan sedih di atas bukit ketika malam hari yang setelah di telusuri ternyata sebuah petunjuk. Hingga Janet yang menemukan satu setel lengkap baju usang orang-orangan sawah milik keluarganya. Lalu berakhir dengan tertangkapnya si pencuri, yang tak lain adalah seseorang yang sangat dikenal oleh ketujuh pasukan ini.
Seperti buku-buku Enid Blyton lainnya, buku ini juga banyak sekali moral valuenya. Betapa sehebat apapun anak-anak, ia tetap membutuhkan orangtua untuk meminta pendapat dan bantuan dalam membantu orang lain. Membaca buku ini, membuat pembaca sadar, bahwa untuk menjadi baik, tidaklah sulit. Selagi memang memiliki niat yang tulus.
Suka sekali dengan kebijakan orangtua Peter dan Janet, dalam mengambil langkah masuk kedalam perkumpulan anaknya. Juga dalam mengambil sikap ketika membantu para pasukan Sapta Siaga.
Seperti buku-buku Enid Blyton lainnya, buku ini juga banyak sekali moral valuenya. Betapa sehebat apapun anak-anak, ia tetap membutuhkan orangtua untuk meminta pendapat dan bantuan dalam membantu orang lain. Membaca buku ini, membuat pembaca sadar, bahwa untuk menjadi baik, tidaklah sulit. Selagi memang memiliki niat yang tulus.
Suka sekali dengan kebijakan orangtua Peter dan Janet, dalam mengambil langkah masuk kedalam perkumpulan anaknya. Juga dalam mengambil sikap ketika membantu para pasukan Sapta Siaga.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar