Teruntuk kamu, lagi. Tulisan ini tidak akan pernah berhenti bercerita tentang kamu, tentang kita. Entah, kebaikan apa yang telah aku lakukan, sehingga Tuhan mengirimkan orang sebaik kamu untuk menjadi sahabatku. Menerimaku. Dan menghargaiku.
Saat yang lain mengatakan suaraku bagus, hanya kamu yang dengan cuek mengatakan suaraku jelek, hancur lebur dan bikin gendang telingamu rusak. Saat yang lain selalu mengatakan sabar untuk yang kesekian kalinya untuk setiap masalahku, hanya kamu yang dengan singkatnya mengatakan bahwa semua masalah adalah konsekuensi kehidupan. Iya, memang benar begitu adanya, kelelahan dan kepenatan ini adalah konsekuensi atas keputusan-keputusan yang telah kuambil. Lagi-lagi, kamu membuatku berpikir ulang jika ingin mengeluh.
Dan, seperti malam-malam sebelumnya, kamu menemaniku dengan chat yang lebih banyak nggak jelas dan nggak pentingnya. Lagi-lagi, kamu bilang aku gila. Yeah, bersamamu memang selalu saja bisa membuatku gila. Hilang akal. Terlalu banyak pembicaraan ngalor-ngidul. Karena, saat denganmu, sepertinya Duniaku berubah.
Terimakasih, perempuan Surabaya-ku. Tetaplah duduk disitu, iya disitu, disampingku. Tetaplah menjadi sahabatku yang paling gila. Aku menyayangimu, yut.
Perempuan Jakarta,
Yang bercita-cita ke Surabaya,
Untuk menemui perempuan Surabaya yang satu ini
Yang bercita-cita ke Surabaya,
Untuk menemui perempuan Surabaya yang satu ini
Tidak ada komentar:
Posting Komentar