Hujan adalah temanku. Juga musuhku. Hujan memberikanku kebahagiaan. Juga berikanku rasa sakit. Tetes hujan seringkali membuat senyumanku luntur. Tetes hujan juga seringkali membuat aku terpaksa meneteskan airmata. Airmata yang sesungguhnya sudah lama ku sembunyikan di dasar mataku.
Sudah berapa kali hujan yang kulalui tanpamu? Sudah tak terhitung berapa banyak rintik hujan yang ikut membasahi pelupuk mata. Sudah panjang perjalananku yang kulalui ditengah genangan air. Dan akhirnya terhenti disana. Dibawah lengkungan pelangi yang kau ciptakan. Pelangi indah yang hanya sebentar membuatku tersenyum. Lalu menghilang, lagi.
Pernahkah kamu menginginkan aku? Seperti aku yang selalu menginginkanmu. Pernahkah kamu berniat menemaniku? Seperti aku yang ingin selalu ada disampingmu. Pernahkah kamu peduli dengan airmata yang menetes dari pelupuk mataku? Seperti aku yang peduli untuk membuatmu selalu tersenyum. Pernahkah kamu tahu, sebanyak apa goresan luka yang tak terlihat di hatiku? Seperti aku yang tahu tentangmu, tentang apapun itu.
Rindukah ini namanya? Jika aku inginkan hujan kembali turun, meski aku tahu, setelahnya aku akan kembali terluka.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar